Rabu, 25 November 2009

FORMAT LPJ EM PWK 2009

Teman-teman anggota KESMA yang saya cintai dan saya banggakan...
Masa kepengurusan kita akan segera berakhir, saya mohon dengan sangat teman-teman meyelesaikan tugas terakhir kepengurusan yakni buat LPJ proker masing-masing yang menjadi tanggung jawab,
format LPJ bisa di download di:
http://downloads.ziddu.com/downloadfiles/7508309/FormatLPJ.doc

LPJ ini harap dikerjakan dengan sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya, dan dikumpulkan paling lambat Minggu 29 November 2009 ke email : detitto_rizaldy@yahoo.co.id
____Makasi____

Jumat, 02 Oktober 2009

About "Ngalam"

Nama “Malang” berasal dari Candi Malang Kucecwara, sebuah candi yang terletak di kaki Gunung Buring, di timur kota Malang. Candi tersebut dibangun pada abad ke-15.

Seperti halnya kebanyakan kota-kota lain di Indonesia pada umumnya, Kota Malang tumbuh dan berkembang setelah hadirnya pemerintah kolonial Hindia Belanda. Fasilitas umum direncanakan sedemikian rupa agar memenuhi kebutuhan keluarga Belanda. Kesan diskriminatif masih berbekas hingga sekarang, Misalnya Ijen Boullevard dan kawasan sekitarnya. Pada mulanya hanya dinikmati oleh keluarga-keluarga Belanda dan Bangsa Eropa lainnya, sementara penduduk pribumi harus puas bertempat tinggal di pinggiran kota dengan fasilitas yang kurang memadai. Kawasan perumahan itu sekarang bagai monumen yang menyimpan misteri dan seringkali mengundang keluarga-keluarga Belanda yang pernah bermukim di sana untuk bernostalgia.

Pada tahun 1879, di kota Malang mulai beroperasi kereta api dan sejak itu kota Malang berkembang dengan pesatnya. Berbagai kebutuhan masyarakat pun semakin meningkat terutama akan ruang gerak melakukan berbagai kegiatan. Akibatnya terjadilah perubahan tata guna tanah, daerah yang terbangun bermunculan tanpa terkendali. Perubahan fungsi lahan mengalami perubahan sangat pesat, seperti dari fungsi pertanian menjadi perumahan dan industri.

Sejalan perkembangan tersebut di atas, urbanisasi terus berlangsung dan kebutuhan masyarakat akan perumahan meningkat di luar kemampuan pemerintah, sementara tingkat ekonomi urbanis sangat terbatas, yang selanjutnya akan berakibat timbulnya perumahan-perumahan liar yang pada umumnya berkembang di sekitar daerah perdagangan, di sepanjang jalur hijau, sekitar sungai, rel kereta api dan lahan-lahan yang dianggap tidak bertuan. Selang beberapa lama kemudian daerah itu menjadi perkampungan, dan degradasi kualitas lingkungan hidup mulai terjadi dengan segala dampak bawaannya. Gejala-gejala itu cenderung terus meningkat, dan sulit dibayangkan apa yang terjadi seandainya masalah itu diabaikan.

Minggu, 03 Mei 2009

Sabtu, 04 April 2009

Give All to Love

Give all to love;
Obey thy heart;
Friends, kindred, days,
Estate, good-fame,
Plans, credit, and the Muse,—
Nothing refuse.

'Tis a brave master;
Let it have scope:
Follow it utterly,
Hope beyond hope:
High and more high
It dives into noon,
With wing unspent,
Untold intent;
But it is a God,
Knows its own path
And the outlets of the sky.

It was never for the mean;
It requireth courage stout.
Souls above doubt,
Valor unbending,
It will reward,—
They shall return
More than they were,
And ever ascending.

Leave all for love;
Yet, hear me, yet,
One word more thy heart behoved,
One pulse more of firm endeavor,—
Keep thee to-day,
To-morrow, forever,
Free as an Arab
Of thy beloved.

Cling with life to the maid;
But when the surprise,
First vague shadow of surmise
Flits across her bosom young,
Of a joy apart from thee,
Free be she, fancy-free;
Nor thou detain her vesture's hem,
Nor the palest rose she flung
From her summer diadem.

Though thou loved her as thyself,
As a self of purer clay,
Though her parting dims the day,
Stealing grace from all alive;
Heartily know,
When half-gods go,
The gods survive.

http://www.poetry.com/LovePoems/lovepoem

Minggu, 08 Maret 2009

Utopianisme Perancangan Kota

Bayangan kehidupan masa depan "sorgawi" yang merupakan dambaan khayal manusia, dalam sejarah telah banyak digambarkan baik melalui karya-karya komik fiksi ala "Flash Gordon", buku-buku karangan Jules Verne, idea-idea dari Thomas More dan karya-karya lain, kesemuanya merupakan sumbangan perbendaharaan budaya "khayal" manusia. Setelah revolusi industri predikat "kaum penghayal" hancur dan mulailah lahir kaum "utopia urban". Utopia telah menjadi "gaya tersendiri" dan membuktikan diri sebagai alat yang "ampuh" untuk menyerang tata sosial politik pada masa itu. Pada abad 19, Samuel Butler mengemukakan bahwa tugas utopia adalah menciptakan peluang bagi berbagai "hal yang mungkin" guna melawan sikap "pasif' dan "nrima" keadaan aktual masa kini. Utopia merupakan pemikiran simbolis yang mengatasi kelembaman kodrati manusia dan memberi manusia kemampuan baru, yakni kemampuan untuk terus menerus membangun "dunianya"

Utopia dapat diarikan sebagai ide tentang masyarakat idaman/ khayalan/ impian ("a Place or State of Ideal Perfection"), beberapa tokoh utopian urban antara lain; Andre Blowers (The Future of Cities), Sir Thomas More (1478-1535) dengan bukunya "utopia", Claude Nicholas Ledoux (173~1806) dengan karyanya Kota Industri Garam di Chaux. Charles Fourier (1772-1837) dengan "Phalanstere" nya, Tony Garnier (1869) arsitek Prancis yang memenangkan hadiah arsitektur prestisius, Ebeneser Howard (1850- 1928) dengan Garden City, Francois Dallegret's (1963) dengan space city/ Astronef 732, Paulo Solery (1969) dengan bukunya Acrologi The City in the Image of Man (yang memuat lebih dari 30 desain utopia urban termasuk di dalamnya "Hexahedron") dan lain~lain termasuk Frank Lloyd Wright dan Le Corbusier yang memperkenalkan utopian urban abad 20 dengan mempergunakan kemajuan teknologi dan ledakan urbanisasi sebagai generator ponsialnya.

Manusia mempunyai kecenderungan tertarik pada upaya pengelolaan lingkungan, selalu berupaya merubah, mencipta dan membangun lingkungan sesuai dengan kebutuhan hidup masakini dan untuk masa yang akan datang. Proses pengelolaan lirigkungan ini berlangsung sepanjang zaman yang didorong oleh upaya memperbaiki keadaan kehidupan yang dihadapi sekarang guna mencapai kehidupan yang lebih sejahtera di masa depan. Pemikiran ramalan kehidupan masyarakat masa depan oleh kaum "utopis" telah banyak membantu mempengaruhi perjuangan manusia dalam mencapai kehidupan masyarakat secara "totalitas". "Kaum utopis" sebagian besar adalah manusia-manusia "idealis-humanis" yang aktif mencari "respon" alternatif terhadap masalah-masalah sosial yang mereka hadapi, dengan meramalkan kehadiran suatu bentuk masyarakat impian yang "bebas masalah". Impian kaum utopis ini muncul pada saat subyektifitas obyektifitas kondisi sosial tidak memungkinkan terjadinya perubahan sosial yang berarti.


"Paham" utopial Utopianisme sebetulya ada dua "aliran"; "Social Utopia", mengungkapkan konsep utopia secra verbal yang berusaha merumuskan pemecahan masalah sosial masyarakat tanpa menyinggung masalah lingkungan hidup fisik dan tata ruang (arsitektur). Para utopis sosial percaya bahwa manusia akan bahagia melalui upaya perubahan struktur dan norma-norma kehidupan sosial. Salah satu tokoh utopian sosial adalah Sir Thomas More (1478-1535), dalami bukunya "Utopia" yang ditulis pada tahun 1516, ia melontarkan gagasan untuk mengatasi penderitaan masyarakat pada permulaan era 'Gilda', masyarakat dikhayalkan sebagai masyarakat yang bebas persaingan dan tanpa kelas, dimana desa-desa tersebar di pinggiran kota memperoleh pemerataan distribusi barang dan pemerataan kesempatan diantara anggota masyarakat.

"Physical Utopia", merupakan pendekatan fisik yang lebih menekankan rumusan utopianya pada pengolahan fisik tata ruang tanpa menyinggung kompleksitas kehidupan sosial, disini diungkapkan proyeksi kehidupan masa depan melalui upaya rancang bangun dan pengolahan tata ruang dalam (arstektur). Kaum utopis fisik berpendapat bahwasanya melalui perubahan dan pembangunan lingkungan fisik serta pengolahan tata ruang yang baik, efisien dan indah, manusia akan menjadi bahagia, hidup lebih baik, teratur, sehat dan sejahtera. Salah satu contoh bentuk utopia fisik misalnya "Walking City", kota super efisien dengan semua unit elemen kota bergerak melayani manusia (oleh Archigram Group, 1960).

Revolusi industri juga berpengaruh pada "utopianisme", para utopis sosial mengalami "kemandegan", sebaliknya para utopis fisik makin menjadi, dengan mengungkapkan konsep-konsep yang spekulatif yang memperkenalkan produk-produk utopis yang memanfaatkan kenujuan teknologi. Di sini dimulai pendekatan "teknoktratik" yang meletakkan kemampuan pikiran manusia dan teknologi dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial. Teknologi dianggap berkemampuan tak terbatas dalam melayani segala kebutuhan manusia, di sini terlihat bahwasanya "kota" identik dengan mesin yang rumit pralatannya yang herfimgsi melayani kebutuhan manusia.

Inovasi-inovasi sebagai hasil industri semakin memacu para utopian untuk dengan antusias memperjuangkan tercapainya masyarakat totalitas, yang menyebabkan pemikiran utopia berkembang menjadi pendekatan "jalan pintas" bagi pemecahan masalah-masalah sosial. Pada era ini masalah-masalah sosial, perkembangan budaya mernjadi "terabaikan" dengan tenggelam pada keangkuhan teknologi. Sementara itu utopis sosial yang berpaham "idealis-humanis" yang bereaksi lebih positif, yakni memperjuangkan cita-cita masyarakat adil-makmur melalui konsep "verbal" menjadi semakin langka dan tenggelam.

"Gema" kaum utopis dengan karya-karyanya terutama konsep-konsep utopis urban telah banyak memberikan sumbangan yang positif bagi perkembangan lingkungan binaan (Arsitektur). Gema dari konsep utopis telah "merambah" ke seluruh pelosok dunia, termasuk Indonesia, yang dibawa Belanda pada zaman kolonial (Thomas Karsten). Pada periode 1900-1942 Thomas Karsten menerapkan konsep "Garden City" pada beberapa kota seperti Bandung, Malang, Bogor dan sebagainya.

Pola pikir utopia sebenarnya tidak boleh kita remehkan, bahkan harus kita perhatikan sebagai suatu hasil pemikiran yang murni dan muncul dari suatu keinginan yang benar-benar mendambakan suatu keadan yang ideal. Banyak hasil-hasil pemikiran kaum utopian pada saat ini menjadi kenyataan seperti keinginan hidup di angkasa luar yang "bebas" kehidupan. Dari kenyataan ini jelas bahwa dari pernikiran kaum utopian ini menjadi tantangan bagi para ilmuwan untuk merealisasikan angan-angan yang "mungkin" bisa diwujudkan.

Dalam dunia Arsitektur mengkhayalkan sesuatu yang akan dibuat merupakan suatu hal yang harus dilakukan, mengingat dimensi spatial arsitektur menuntut pemahaman keruangan yang akan berhasil melalui "rekayasa" penghayalan idea (pencetusan idea). Hal ii diperlukan mengingat dalam perancangan lingkuugan binaan (arsitektur) dituntut sesuatu yang berbeda (baca: bukan duplikasi) dari hasil rancangan yang telah ada sebelumnya.

Semoga ulasan ini membawa manfaat bagi kebiasaan penghayalan idea dalam mendisain lingkuugan binaan, yang perlu diperhatikan budaya menghayal ini harus konstruktif dalam arti positif sehingga kita tidak terbawa arus untuk dikuasai oleh alam khayal kita (agar tidak kebablasen?)

Kamis, 05 Februari 2009

5 BOLA KEHIDUPAN
"Bayangkan hidup sebagai suatu permainan ketangkasan dimana kita harus memainkan keseimbangan 5 buah bola yang dilempar ke udara. Bola-bola tersebut bernama : Pekerjaan, Keluarga, Kesehatan, Teman dan Spirit dan kita harus menjaga agar ke-5 bola ini seimbang di udara".

Kita akan segera megerti bahwa ternyata "Pekerjaan" hanyalah sebuah bola karet. Jika kita menjatuhkannya maka ia akan dapat memantul kembali.

Tetapi empat bola lainnya * Keluarga, Kesehatan, Teman dan Spirit terbuat dari gelas. Dan jika kita menjatuhkan salah satunya maka ia akan dapat terluka, tertandai, tergores, rusak atau bahkan hancur berkeping-keping. Dan ingatlah *mereka tidak akan pernah kembali seperti aslinya.

Kita harus memahaminya benar dan berusaha keras untuk menyeimbangkannya.
Bagaimana caranya?

* Jangan rusak nilai kita dengan membandingkannya dengan nilai orang lain. Perbedaan yang ada diciptakan untuk membuat masing-masing diri kita special.

* Jangan tetapkan tujuan dan sasaran Kita dengan mengaju pada apa yang orang lain anggap itu penting. Hanya Kita yang dapat mengerti dan merasa "apa yang terbaik untuk kita".

* Jangan mengangap remeh sesuatu yang dekat di hati kita, melekatlah padanya seakan-akan ia adalah bagian yang membuat kita hidup, dimana tanpanya, hidup mejadi kurang berarti.

* Jangan biarkan hidup kita terpuruk dengan hidup di "masa lampau" atau dalam mimpi masa depan. Satu hari hidup pada suatu waktu berarti hidup untuk seluruh waktu hidupmu.

* Jangan menyerah ketika masih ada sesuatu yang dapat kita berikan. Tidak ada yang benar-benar kalah sampai kita berhenti berusaha.
Jangan takut mengakui bahwa diri kita tidaklah sempurna. Ketidaksempurnaan inilah yang merupakan sulaman benang rapuh untuk mengikat kita satu sama lain.

* Jangan takut menghadapi resiko. Anggaplah resiko sebagai kesempatan kita untuk belajar bagaimana menjadi berani.

* Jangan berusaha untuk mengunci Cinta memasuki hidupmu dengan berkata : "tidak mungkin saya temukan". Cara tercepat mendapatkan cinta adalah dengan memberinya, cara tercepat untuk kehilangan cinta adalah dengan menggenggamnya sekencang mungkin, dan cara terbaik untuk menjaga agar cinta tetap tumbuh adalah dengan memberinya "sayap".

* Janganlah berlari, meskipun hidup tampak sangat cepat, sehingga kita lupa dari mana kita berasal dan juga lupa sedang menuju kemana kita.

* Jangan lupa bahwa kebutuhan emosi terbesar dari seseorang adalah kebutuhan untuk merasa dihargai. Jangan takut untuk belajar sesuatu. Ilmu pengetahuan adalah harta karun yang selalu dapat Kita bawa kemanapun tanpa membebani.

* Jangan gunakan waktu dan kata-kata dengan sembrono. Karena keduanya tidak akan mungkin kita ulang kembali jika telah lewat.Hidup bukanlah pacuan melainkan suatu perjalanan dimana setiap tahap sepanjang jalannya harus dinikmati.

* Dan akhirnya resapilah :

MASA LALU adalah SEJARAH,
MASA DEPAN merupakan Misteri,
dan
SAAT INI adalah KARUNIA.
http://www.gsn-soeki.com/wouw/

Senin, 02 Februari 2009

Launching My Blog

Hallo dunia...
Ini adalah blog ku
Blog ini ditulis dengan segenap perasaan tulus dari dalam hati

Let' enjoy My Blog
Launching My Blog